A package

Hey how are you doing?

Hari ini ku titipkan paket untuk mu. Bukannya ga bisa ngasi sendiri cuma ya belom sampai aja. Nanti deh ya, kalo waktunya tiba bisa ku kasih sendiri. Paket nya kali ini ngga surprise karena udah ditanyain dulu sebulan sebelumnya. Yang bawain juga ngga bisa banyak cerita karena ya baru ketemu pertama kali. But at least you got the package.

I sent you the small gift. Ya bukan pure kejutan sih tapi kali ini ku kirimkan sebagai hadiah. Untuk ulang tahun mu yg udah lewat, untuk pengingat dua tahun sudah kamu gak kemari, untuk tanda bahwa I still remember you. Rasanya tidak enak menitipkan barang ke teman dan kalian harus meluangkan waktu di tengah kesibukan kalian disana. Padahal kalian harusnya bisa melakukan kesibukan lainnya, tapi kalian menyempatkan waktu karena titipan ku. Terima kasih karena kalian sudah mau berupaya ketemu demi pemberianku. Ke-egois-an ku dalam bentuk hadiah. hehehe. Dan setelah ini, I will take my time to put you at my very last.

I will break from you.

Rasanya ku perlu berhenti, jeda atau sekedar istirahat dari mu. Dua tahun terakhir ini melelahkan buat ku, apalagi kamu tak bisa lagi meluangkan waktu. Dan tidak seharusnya begini, mulai posesif & hendak memegang mu erat-erat adalah tanda bahaya. Ku harus berhenti sebelum menjadi-jadi. Ada baiknya juga menjeda apa yang ada diantara semua yang sudah & sedang terjadi, bukan ku tak bersyukur. Tapi ini jadi caraku untuk menimbang dan merasakan cukup.

Rasa cukup dengan keberadaan mu selama ini, tanpa ada yang harus & yang dipaksakan. Menjadi serakah akan dirimu adalah hal paling ku hindari selama ini. Ketika tiba, maka ku harus bersiap dengan serangkaian kecewa dan sakit hati hingga kehilangan. Apapun yang berlebihan dan bukan hak nya memang seharusnya tak dilakukan. Maka ku putuskan untuk menjeda dirimu, mengambil jarak aman dan membiarkan mu seperti seharusnya. Tanpa banyak campur tanganku, hidup dengan segala kebebasan yang memang harusnya untuk mu. tanpa ada aku.

[late September ’22]

Leave a comment